Nabi Ibrahim Dan Krakteristik Dakwahnya

NABI IBRAHIM DAN KARAKTERISTIK DAKWAHNYA

A. Sejak Lahir Di Babilonia

     Nabi Ibrahim a.s. adalah putra Azar bin Nahur bin Saruj bin Ra'u bin Falij bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Syam bin Nuh a.s.. Diperkirakan periode sejarah beliau 1997-1822 SM dan diutus untuk menyampaikan dakwah kepada ayah dan kaumnya, yaitu bangsa Kaldan sekitar 1900 SM di Ur daerah Irak. Nama Nabi Ibrahim a.s. disebut dalam Al-Qur'an sebanyak 69 kali dan tempat wafat beliau di al-Khaliil Hebron (Palestina). Nabi Ibrahim a.s. mempunyai badan yang tinggi dan wajahnya mirip dengan Nabi Muhammad saw. Diriwayatkan dari Samurah bin Jundub r.a., la berkata, Rasulullah saw. pernah bersabda, 

"Pada suatu malam aku bermimpi didatangi oleh dua orang, kemudian mereka mengajakku pergi dan bertemu dengan seorang laki-laki yang tinggi yang hampir tidak bisa aku lihat wajahnya karena amat tingginya, dia adalah Ibrahim." (HR al-Bukhari). 

    Nabi Ibrahim As. lahir di tengah tengah masyarakat yang penuh dengan kemusyrikan dan kekufuran, namun beliau terpelihara daripada perbuatan kufur tersebut, karena Allah SWT yang memelihara dan menjaganya, sebab Allah menghendaki supaya Ibrahim menjadi seorang Nabi dan Rasul. Pada zaman itu ada seorang raja yang sangat kejam dan zhalim bernama raja “Namrudz”, pada tahun kelahiran Ibrahim tersebut raja Namrudz membuat undangundang agar setiap anak laki-laki yang lahir harus dibunuh hidup-hidup karena dianggap membahayakan dan mengancam kerajaan. Namun Allah SWT pencipta alam semesta memelihara dan menyelamatkan Ibrahim dari kekejaman dan kezaliman raja Namrudz. Ketika Ibu Ibrahim merasakan akan melahirkan, beliau kemudian pergi ke hutan dan bersembunyi di dalam sebuah gua yang tidak pernah dikunjungi seorang pun. Setelah Ibrahim dilahirkan, ibu beliau sering meninggalkan Ibrahim seorang diri di gua ini untuk beberapa hari, maka ketika Ibrahim merasa lapar atau haus, beliau mengisap ibu jari tangannya, lalu air yang manis bagai madu pun keluar dari ibu jarinya.

     Setiap kali ibunya menengok Ibrahim, ibunya mengira hanya akan melihat sisa-sisa bangkai Ibrahim saja lagi, karena mungkin akan dimakan binatang buas atau ular. Tetapi apa yang terjadi, bayi Ibrahim justru tumbuh besar dan sehat, lebih sehat dari bayi kebanyakan orang. Maka sejak itulah ibunya seringkali menengok Ibrahim dan tetap dirahasiakan agar tidak diketahui oleh orang lain. Setelah Ibrahim mulai besar dan sudah mengerti akan sesuatu, maka beliau selalu menanyakan kepada orang tua tentang siapa orang yang menjadikan alam semesta ini. Semua jawaban orang tua tidak dapat memuaskan beliau, maka terpaksalah Ibrahim mempergunakan akalnya untuk mulamula mencari Tuhan, dari melihat bintang, bulan sampai matahari. Namun semua alam yang dilihat dan diperhatikannya itu tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskannya, akhirnya beliau memasuki usia remaja dan telah diberi oleh Allah kecerdasan berpikir yang luar biasa serta keberanian berdebat baik dengan bapaknya sendiri maupun dengan kaumnya tentang keTuhanan.

    Ketika beranjak dewasa, beliau mengingkari perlakuan kaumnya yang menyembah berhala. Dalam benaknya, terlintas beragam pertanyaan dan penalaran tentang kaumnya. Mereka hidup dalam kelalaian dan kesesatan karena keyakinan yang rusak terhadap berhala, patung, dan bintang. Setelah Nabi Ibrahim a.s. bersenjatakan kebenaran dan logika ketika Allah SWT menjadikan beberapa sebab itu untuknya, pertengkaran pun terjadi antara Nabi Ibrahim a.s. dan orang-orang kafir serta orang-orang yang sesat. Beliau pun meng- ingatkan ayahnya dengan sangat bijaksana dan penuh nasihat. Akan tetapi, sang ayah bersikeras dalam kesesatan dan kebodohan. Nabi Ibrahim a.s. tetap mengajak kaumnya untuk beribadah kepada Allah SWT semata dan menghancurkan berhala.

     Berita tentang perilaku beliau yang telah menghancurkan ber- hala tersebar ke seluruh penduduk Babilonia hingga Raja Namrud mengajak berdebat. Mereka berdua pun bertemu. Nabi Ibrahim a.s. melancarkan berbagai argumen dan dalil-dalil sehingga dapat mematahkan lawannya. Pada suatu hari, Nabi Ibrahim a.s. meng- hancurkan berhala berhala yang ada dan meninggalkan salah satunya (yang paling besar) karena ada tujuan tertentu. Ketika orang-orang berdatangan ke tempat tersebut, mereka menemukan  semuanya hancur dan berantakan. Mereka pun marah, dendam, dan berjanji akan memberikan hukuman yang sangat berat kepada orang yang telah melakukannya.

     Setelah berusaha mencari pelakunya, mereka mengetahui bahwa Nabi Ibrahim a.s. bin Azar yang me lakukannya. Setelah itu, mereka pun menyidangnya, dan setelah mengalami kebuntuan yang paling buruk karena tidak mampu melawan argumen Nabi Ibrahim a.s., diputuskan untuk membakar Nabi Ibrahim a.s. Setelah jelas posisi yang dialami antara Nabi Ibrahim a.s. dengan ayahnya dan kaumnya yang jelas-jelas mereka menginginkan untuk membakar Nabi Ibrahim a.s. serta mengharapkan kebinasaannya, dan Allah SWT menginginkan untuk merendahkan mereka serendah- rendahnya, Allah SWT menyelamatkan Nabi Ibrahim a.s. dari seluruh kebusukan hati mereka. Ketika itulah Nabi Ibrahim a.s., menetapkan untuk berhijrah menuju tempat yang diperintahkan oleh Allah SWT. Beliau hijrah hanya ditemani keponakannya, Luth bin Harun, dan istrinya, Sarah, serta saudara laki-lakinya yang Allah SWT berikan kepadanya keturunan yang saleh. Beliau berhijrah menuju negeri Syam dan negeri yang disucikan (Palestina). 

B. Berada di Palestina dan Mesir 

Setelah dewasa Ibrahim memperistri Sarah, yang kemudian hijrah ke Jerussalem kemudian nantinya diteruskan ke Mesir. Belum lagi dapat memahami masyarakat Kaldea, Irak yang menyembah patung, Ibrahim ketika sampai di Jerussalem ini, masyarakatnya sedang menyembah tujuh bintang. Mereka menghadap ke kutub utara dan mengadakan pesta-pesta penyembelihan kurban untuk sesembahannya. Oleh karena itu, di setiap pintu gerbang kota Damsyiq terdapat kuil untuk menyembah salah satu di antara tujuh bintang. Masa kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan paceklik, sihingga Ibrahim bersama Sarah kemudian pindah ke negeri Mesir. Nabi Ibrahim a.s tiba ke mesir yang saat itu tengah dikuasi oleh salah seorang raja arab yang memiliki kekuasaan luas yang menjalankan pemerintahan dimesir secara dictator, nabi Ibrahim tinggal dimesir dalam beberapa waktu. 

Sarah adalah seorang wanita cantik dan amat mempesona. Padahal salah satu kebiasaan buruk Raja Mesir ketika itu adalah merampas istri orang bila ia cantik. Oleh karena itu setelah sampai di Mesir, Ibrahim berpolitik ketika ditanya tentang Sarah. Sarah diakuinya sebagai saudara bukan istri. Hal ini demi keamanan rumah tangganya. Secara lahiriah Ibrahim tampak dusta, namun dalam hati Ibrahim berkata “Sarah adalah saudaraku seiman”.


    Namun tokh, kemudian Raja Mesir memanggil Sarah ke istana. Ketika melihat kecantikan Sarah, Raja Mesir ini tergiur dan seketika ingin mengulurkan tangannya menyentuh Sarah. Konon, ketika niat jahat ini hendak dilakukan, tiba-tiba tangan raja menjadi beku tidak bisa digerakkan. Raja meronta-ronta dan hampir pingsan karena terkejut dan takut. Kemudian sang raja meminta agar Sarah memohonkan ampun kepada Tuhan untuk dirinya. Usai bermunajat, tangan raja kembali pulih seperti sedia kala. Namun setelah pulih, raja berniat jahat kembali dan akhirnya menjadi beku lagi. Untuk yang kedua kalinya raja meminta Sarah agar sudi memohonkan ampun pada Tuhan dan berjanji tidak akan berbuat jahat lagi pada Sarah. Setelah kejadian ini Sarah dilepaskan, bahkan Raja memberi hadiah kepada Sarah seorang pembantu bernama Hajar. Ketika Sarah dipanggil ke istana, Ibrahim tidak ikut serta. Ibrahim berdoa dan terus berdoa untuk keselamatan keluarganya. Setelah sampai di rumah dengan selamat, keluarga Ibrahim bertambah-tambah syukurnya pada Allah. 

     Nabi Ibrahim a.s adalah orang memiliki jiwa yang rendah hati, akhlak yang terpuji, sikap yang luwes, kesabaran yang tinggi, dan ulet dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, beliau mampu mengumpulkan harta yang banyak, hewan pelihraan yang terus bertambah, dan kekayaan yang berlimpah. Akan tetapi masyarakat yang ada disekelilingnya merasakan cemburu menyaksikan status social nabi Ibrahim a.s yang setiap hari terus bertambah tinggi. Mereka juga merasa iri menyaksikan kekayaannya yang terus bertambah. Rasa iri mereka ini mendorong mereka untuk melakukan tindakan aniaya kepadanya. Nabi Ibrahim a.s dapat merasakan rasa iri mereka terhadap nya, beliau memutuskan meninggalkan tempat tersebut. Beliau segera pergi menuju kenegara palestina yang merupakan tanah yang suci yang menjadi tempat tinggalnya dalam beberapa waktu. 

     Ia tinggal dipalestina bersama sekelompok kecil orang-orang yang beriman kepadanya dan menyambut seruan dakwahnya. Ia juga didampingi oleh istrinya, sarah dan budak perempuannya dari mesir yaitu hajar. Saat itu nabi Ibrahim a.s masih menyempurnakan dakwahnya dan menyampaikan risalah allah SWT. Hijrah Nabi Ibrahima.s. meninggalkan Mesir, ternyata berdampak psikologi sangat besar bagi Nabi Ibrahim a.s.. la mendapat hikmah dan pelajaran dari perjalanannya itu baik berupa cobaan-cobaan, bergaul dengan berbagai manusia, ujian-ujian yang menakutkan, serta berbagai rintangan dan tantangan yang harus dihadapi Nabi Ibrahim a.s.. Namun demikianlah sunnatullah yang diberikan kepada para nabi, bahkan seluruh nabi yang terpilih hingga begitu jiwa mereka menjadi bersih karena tempaan alam dan bergulirnya waktu serta tempaan cobaan agar mereka menjadi teladan terbaik, contoh termulia bagi setiap masa dan generasi. 

     Ketika sampai usia tua belum juga dikarunia anak, Sarah sedih menyaksikan keluarganya tidak bisa melestarikan keturunan. Dengan kebesaran jiwanya, Sarah “menghadiahkan” dayang Hajar kepada suaminya agar diperlakukan sebagai istri. Sejarah mencatat kemudian Hajar mengandung dan melahirkan bayi laki-laki yang bernama Ismail. Padahal Ibrahim ketika Ismail lahir sudah berusia 87 tahun. Setelah Hajar melahirkan Ismail, dengan kuasa Allah Sarah pun kemudian hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki yang bernama Ishaq.

     Kemudian Nabi ibrahim a.s. berhijrah menuju Mekah bersama anaknya, Ismail, yang masih menyusui dan istrinya, Hajar. Saat itu, di Mekah tidak ada seorang pun dan tidak ada setetes air pun. Nabi Ibrahim a.s. meninggalkan mereka berdua di sana dan ia menyimpan sebuah tas berisi kurma dan sebuah tempat air yang berisi air. Nabi Ibrahim a.s. kembali menuju Syam tanpa mengajak dan menghiraukan anak istrinya. Setelah selang beberapa tahun kemudian, Nabi Ibrahim a.s. kembali ke Mekah untuk melaksanakan perintah Allah SWT, bersama isma'il, membangun Ka'bah. Kemudian Nabi Ibrahim a.s. kembali untuk kedua kalinya dari Hijaz menuju Palestina.  menjemputnya, la dalam usia dua ratus tahun. Ada yang mengatakan seratus lima puluh tahun atau seratus tujuh puluh tahun, la di kuburkan di samping kuburan Sarah di perkebunan Hebron.

     Al K   halil as. dialah yang membasmi aqidah yang jelek itu dan membinasakan kesesatan itu, yaitu dengan cara Allah turunkan hujjah dan bukti-bukti yang tidak dapat dibantah dengan logika yang sehat. Dimana Allah swt. telah menurunkan petunjukNya semenjak Ibrahim as. masih kecil. Dia memiliki tekad yang kuat,cemerlang pandangannya, dia sering berdebat dengan kaumnya dengan mendatangkan bukti-bukti kebenarannya yang tidak bisa dibantah sama sekali kebenarannya karena Allah swt. selalu menunjukkan solusi kepadanya. 

Posting Komentar

0 Komentar