ASAS BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

 

ASAS BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

A.    Pengertian asas-asas bimbingan penyuluhan islam

       Dalam kamus besar bahasa Indonesia asas ialah dasar, pedoman,dan alas ( sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat.) dimana asas-asas ini adalah prinsip-prinsip yang dijadikan rujukan dalam penyelenggaraan konseling islam. Asas juga dapat diartikan sebagai pijakan, dasar, dan pondasi. Jadi, asas bimbingan penyuluhan islam ialah dasar atau prinsip yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang pembimbing atau konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling. Setiap kegiatan kadang-kadang ada asas yang dijadiakan pegangan dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Dekian juga dengan kegiatan bimbingan dan penuluhan islam memiliki asas yang dijadikan pegangan dan harus diterapkan dalam menjalankan kegiatan itu.yang bertujuan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan bimbingan penyuluhan islam.

       Dalam penyelenggaraannya layanan bimbingan dan penyuluhan islam selalu mengacu pada asas-asas bimbingan yang diterapkan dalam penyelenggaraannya dan berlandaskan pada al-qur’an dan hadits atau sunnah nabi saw. Karena asas juga merupakan alas, pedoman, dan dasar seperti batu yang kokoh untuk alas rumah. Asas juga dapat diartikan sebagai sebuah kebenaran yang menjadi tumpuan atau pokok berpikir, berpendapat dan sebagainya. Asas juga dapat dimaknai sebagai cita-cita yang menjadi landasan atau dasar suatu hal yang ingin dicapai.juga sebagai prinsip dasar yang menjadi acuan berikir seseorang dalam mengambil keputusan yang penting di dalam hidupnya.

B.     Macam-macam asas bimbingan penyuluhan islam

        Menurut Thohari Mustamar (1992:20-32) asas-asas bimbingan dan konseling Islami tersebut adalah:

a.      Asas kebahagiaan dunia akhirat

       Bimbingan dan konseling Islam tujuan akhirnya adalah membantu klien mencapai ke-bahagiaan hidup yang senantiasa didambakan oleh setiap muslim. Kebahagiaan hidup duniawi bagi seorang muslim hanya kebahagia-an yang sementara, kebahagiaan akhiratlah yang menjadi tujuan utama, sebab kebahagian akhirat adalah kebahagiaan yang abadi. Firman Allah dalam surah al qasas ayat ke 77 yang artinya:

       ”Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”.

b.      Asas fitrah Manus

       menurut Islam dilahirkan membawa fitrah, yaitu membawa berbagai kemampuan potensi bawaan dan kecendrungan sebagai muslim atau beragama Islam. Bim bingan dan konseling Islam membantu klien untuk mengarahkan, mengenal dan memahami fitrahnya. Sehingga dengan demikian akan mampu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat karena bertingkah laku sesuai dengan fitrahnya itu

c.       Asas Lillahita'ala

       Bimbingan dan konseling Islam diselenggarakan semata-mata karena Allah, berarti konselor melakukan tugasnya dengan penuh keikhlasan, tanpa pamrih,

sementara yang dibimbing pun menerima atau meminta bimbingan dan konseling dengan ikhlas dan rela pula, karena semua pihak merasa bahwa semua yang dilakukan adalah karena dan untuk pengabdian kepada Allah semata sesuai dengan fungsi dan tugas sebagai makhluk Allah yang harus senantiasa mengabdi kepada-Nya.

d.      Asas bimbingan seumur hidup

       Manusia adalah makhluk yang memiliki kekurangan atau tidak ada yang sempurna dan tidak selalu bahagia. Dalam ke-hidupannya mungkin saja manusia akan menjumpai berbagai kesulitan dan kesusahan. Oleh karena itulah maka bimbingan dan konseling Islam diperlukan selama hayat.

e.       Asas kesatuan jasmani dan rohani

       Manusia dalam kehidupan di dunia ini adalah satu kesatuan jasmaniah rohaniah. Bimbingan dan konseling Islam memperlaku-kan kliennya sebagai makhluk jasmaniah rohaniah, tidak memandang sebagai makhluk biologis semata, atau makhluk rohaniah semata.

f.       Asas keseimbangan rohaniah

       Rohani manusia memiliki unsur daya kemampuan fikir, merasakan atau menghayati dari kehendak hawa nafsu, serta juga akal. Bimbingan konseling Islam menyadari keadaan kodrat manusia tersebu, orang yang dibimbing diajak untuk menginternalisasikan norma dengan mempergunakan semua kemampuan rohani potensialnya tersebut bukan cuma mengikuti hawa nafsu (perasaan dangkal, kehendak) semata

g.      Asas kemaujudan individu

       Bimbingan konseling Islami berlangsung pada citra manusia menurut Islam, me-mandang seorang indivudu merupakan suatu eksistensi tersendiri. Individu mempunyai hak, mempunyai perbedaan individu dari yang lainnya dan mempunyai kemerdekaan pribadi sebagai konsekwensi dari haknya dan kemampuan fundamental potensi rohaniahnya

h.      Asas sosialitas manusia

        Dalam Bimbingan dan konseling Islam, sosialitas manusia diakui dengan memperhatikan hak individu. Manusia merupakan makhluk sosial hal ini dapat diperhatikan dalam bimbingan dan konseling Islam. Pergaulan, cinta, kasih, rasa aman, penghargaan terhadap diri sendiri, orang lain dapat memiliki dan dimiliki.

i.        Asas kekhalifahan manusia

        Manusia menurut Islam, diberi kedudukan yang tinggi sekaligus tanggung jawab yang besar yaitu sebagai pengelola alam semesta (khalifatulllah fil ard). Dengan kata lain, manusia dipandang sebagai makhluk berbudaya yang mengelola alam sekitar sebaikbaiknya. Allah berfirman Artinya:“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”. (QS. Al- Fatir: 39).

j.        Asas keselarasan dan keadilan

       Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan, keseimbangan, keserasian dalam segala hal. Islam menghendaki manusia berlaku “adil” terhadap hak dirinya sendiri, hak orang lain, hak alam semesta dan juga hak Tuhan.

k.      Asas pembinaan akhlaqul-karimah

      Manusia menurut pandangan Islam, memiliki sifat-sifat yang baik (mulia). Sifat yang baik merupakan sifat yang dikembangkan oleh bimbingan dan konseling Islam. Bimbingan dan konseling Islam membantu konseli atau yang dibimbing, memelihara, mengembangkan, menyempurnakan sifat-sifat yang sejalan dengan tugas dan fungsi Rasulullah SAW. Allah berfirman dalam surat AlAhzab ayat 21 yang artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab: 21).

l.        Asas kasih sayang

       Setiap manusia memerlukan cinta dan rasa sayang dari orang lain. Rasa kasih sayang ini dapat mengalahkan dan menundukkan banyak hal. Bimbingan dan konseling Islam dilakukan dengan berlandaskan kasih dan sayang, sebab hanya dengan kasih sayanglah bimbingan dan konseling akan berhasil.

m.    Asas saling menghargai dan menghormati

       Dalam bimbingan dan konseling Islam kedudukan pembimbing atau konselor dengan yang dibimbing atau konseli itu sama sederajat.Namun ada perbedaan yang terletak pada fungsi yakni pihak satu memberikan bantuan dan yang satu menerima,  hubungan antara konselor dan konseli merupakan hubungan saling   menghormati sesuai dengan kedudukan masing-masing sebagai makhluk Allah. Konselor diberi kehormatan oleh konseli karena dirinya dianggap mampu memberikan bantuan mengatasi masalahnya. Sementara konseli diberi kehormatan atau dihargai oleh konselor dengan cara dia bersedia untuk diberikan bantuan atau dibimbing seperti kasus yang relatif sederhana, Allah berfirman dalam al-Quran surat An-Nisa ayat 86

 artinya: “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”.

n.      Asas musyawarah Bimbingan dan konseling

        Islam dilakukan dengan asas musyawarah. Maksudnya antara konselor dan konseli terjadi dialog yang baik, tidak ada pemaksaan, tidak ada perasaan tertekan, semua ini berjalan dengan baik.

o.      Asas keahlian Bimbingan dan konseling

       Islam dilakukan oleh orang-orang yang memang memiliki kemampuan dan keahlian dalam metodologi dan teknik-teknik bimbingan dan konseling (Faqih, 2001: 22-35)[8




Posting Komentar

0 Komentar