SUMPAH PEMUDA DAN BELAN NEGARA


 Sumpah Pemuda

1. Sejarah Sumpah Pemuda

       Sumpah pemuda adalah salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang dimaksud dengan sumpah pemuda ialah adalah keputusan kongres pemuda kedua yang diselenggarakan dua hari 27-28 oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa indonesia. keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia dan agar disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan.

          Pada tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Kebangkitan ini ditandai dengan berdirinya Budi Utomo atas inisiatif dan dorongan Dr. Wahidin Sudirohusada. Walaupun Budi Utomo waktu itu masih dengan corak kesadaran lokal yang tercermin dari tujuannya, yaitu mau memajukan dan membangkitkan masyarakat dan kebudayaan Jawa terutama melalui pendidikan. Budi Utomo membawa peran penting bagi pemuda waktu itu. Budi Utomo mencoba membantu orang-orang muda yang tidak mampu memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.

            Dampaknya, semakin banyak muncul organisasi pemuda, seperti

a) Jong Java (Pemuda Jawa)

b) Jong Sumatra Bond (Pemuda Sumatra)

c) Jong Minahasa (Pemuda Minahasa)

d) Jong Celebes (Pemuda Sulawesi), dan lain-lain

     Organisasi-organisasi inilah yang nantinya akan mendorong lahirnya Sumpah Pemuda. Perhimpunan pemuda yang paling gencarmengumandangkan persatuan bangsa adalah Perhimpunan Indonesia (PI). PI sendiri sudah memberi teladan terlebih dahulu. Hal itu nampak jelas di mana pemuda Indonesia dari macam-macam pulau itu sudah bersatu di Belanda dalam wadah PL. Rasa kesukuan dan kedaerahan sudah hilang.

            Hal itu, nampak dalam ideologi PI, yaitu:

a) Kesatuan nasional: mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit yang berdasarkan kedaerahan kemudian menciptakan kesatuan aksi.

b) Solidaritas: tanpa melihat perbedaan antarsesama bangsa Indonesia, seharusnya kita sadar bahwa terdapat perbedaan kepentingan yang mendasar antara penjajah dengan yang dijajah.

c) Non kooperatif: kemerdekaan harus timbul dengan kekuatan sendiri.

d) Swadaya: untuk mengandalkan kekuatan sendiri perlu dikembangkan suatu struktur alternatif dalam kehidupan nasional politik, sosial, ekonomi, dan hukum yang kuat berakar pada masyarakat pribumi.

               Empat ideologi pokok PI secara eksplisit mendorong bangsa idonesia untuk bersatu meraih kemerdekaan.

2.Lahirnya Sumpah Pemuda

a. Konggres Sumpah Pemuda 1

       Untuk mewujudkan suatu persatuan dan kesatuan antar organisasi pemuda yang ada, sudah berkali-kali dicoba diadakan pertemuan sejak tahun 1920. Usaha ini cukup sulit dilaksanakan karena berusaha untuk menyatukan organisasi yang berbeda-beda landasannya. Sebelumnya, organisasi-organisasi itu harus bergulat untuk memilih wadah yang cocok bagi organisasinya. Setelah itu, masih harus disesuaikan dengan organisasi lainnya.

    Pada tanggal 15 November 1925 organisasi-organisasi pemuda berkumpul dan menyepakati dibentuknya suatu panitia untuk mempersiapkan kesepakatan besar pemuda. Diharapkan dengan adanya kesepakatan besar bersama dari para pemuda, berkembanglah paham persatuan kebangsaan dan berusaha merekatkantali persatuan di antara organisasi-organisasi pemuda. Sehingga, pada tanggal 30 April 1926, rapat besar pemuda itu berlangsung dan kemudian dikenal dengannama Kongres Pemuda 1. Konggres Pemuda I berhasil merumuskan dasar- dasar pemikiran bersama.

 Kesepakatan itu meliputi:

1) Cita-cita Indonesia merdeka menjadi cita-cita semua pemuda Indonesia.

2) Semua perkumpulan pemuda berdaya upaya menggalang persatuan organisasi pemuda dalam suatu wadah. Dari hasil kesepakatan yang dicapai ini, sangat tampak kemajuan yang mendukung arti pentingnya kesatuan dan persatuan antarmereka. Hal ini merupakan suatu prestasi besar pada saat itu.


b. Konggres Sumpah Pemuda II

    Konggres Pemuda II diadakan tanggal 26-28 Oktober 1928. Semua perkumpulan pemuda dan mahasiswa serta partai politik diundang hadir untuk memberikan dukungan bagi pertemuan pemuda tersebut. Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

    Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat     Rapat pertama Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan.Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

   Rapat kedua di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.  Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakannasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak- anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

            Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)

Wakil Ketua  :R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)

Sekretaris     :Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)

Bendahara    :Amiir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)

Pembantu I   :Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)

Pembantu II  :R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)

Pembantu III :Senduk (Jong Celebes)

Pembantu IV :: Johanes Leimena (yong Ambon)

Pembantu V :Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

  Dalam pertemuan tersebut, sempat terjadi 2 kali insiden hanya karena disebut-sebutnya "Kemerdekaan Indonesia". Polisi Belanda sempat menegur ketua rapat agar tidak menggemakan lagi

"Kemerdekaan Indonesia". Insiden itu justru semakin menyulut kebencian pemuda pada pihak Belanda.

     Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin

             Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut:

 -PERTAMA Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe. Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

-KEDOEA Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

-KETIGA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatocan, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

              Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan.  Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

 

 

 

 

 


Posting Komentar

0 Komentar